Analisis Pound Sterling dan Data Retail AS: Apa yang Harus Diketahui Trader Pemula

Pound Sterling (GBP) menunjukkan penguatan yang signifikan terhadap US Dollar (USD) dan mencapai dekat angka 1.2600, setelah rilis data Retail Sales AS yang lemah untuk bulan Januari. Penundaan dalam penerapan tarif timbal balik oleh Presiden AS, Donald Trump, juga berdampak negatif pada nilai US Dollar. Para investor kini menantikan data pasar tenaga kerja dan inflasi Inggris yang akan dirilis minggu depan untuk memberikan petunjuk baru tentang kebijakan Bank of England (BoE).
Pound Sterling mencetak harga tertinggi dalam delapan minggu terakhir, sekitar 1.2600 terhadap USD selama sesi perdagangan Amerika Utara. Penguatan GBP/USD terjadi seiring dengan merosotnya nilai USD setelah data Retail Sales AS diumumkan.
Biro Sensus AS melaporkan bahwa Retail Sales, yang merupakan indikator utama pengeluaran konsumen, mengalami penurunan sebesar 0.9% dibanding bulan sebelumnya, setelah sebelumnya mengalami kenaikan 0.7% di bulan Desember. Dalam perhitungan tahunan, indikator pengeluaran konsumen meningkat 4.2%, lebih rendah dibandingkan dengan 4.4% di bulan Desember.
Data Retail Sales yang lemah ini kemungkinan akan mendorong para trader untuk membuat prediksi dovish terkait Federal Reserve (Fed). Saat ini, Fed diperkirakan akan menjaga suku bunga tetap pada level yang sama dalam tiga pertemuan kebijakan mendatang, dan kemungkinan hampir 50% bahwa Fed dapat memotong suku bunga dalam pertemuan bulan Juli.
Setelah rilis data Retail Sales yang buruk, Indeks Dollar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, memperpanjang penurunannya ke level sekitar 106.75, yang merupakan level terendah dalam hampir empat minggu terakhir. USD sudah mengalami performa yang kurang baik setelah Presiden Trump mengarahkan Departemen Perdagangan untuk menyusun rencana penerapan tarif timbal balik. Dalam siaran pers di ruang Oval, Trump mengatakan, "Saya memutuskan untuk tujuan keadilan bahwa saya akan mengenakan tarif timbal balik." Langkah ini memberikan tekanan lebih pada USD karena peserta pasar mengantisipasi bahwa Trump akan segera menerapkan tarif tersebut berdasarkan cuitannya sebelumnya.
Apa Pengaruhnya Terhadap Trader?
Pound Sterling berperforma bervariasi terhadap mata uang utama lainnya. Mata uang Inggris ini mengalami kesulitan karena para investor mengalihkan fokus mereka pada data pasar tenaga kerja untuk tiga bulan terakhir yang berakhir Desember dan data Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Januari. Data ini akan dirilis pada Selasa dan Rabu mendatang dan dapat mempengaruhi spekulasi pasar tentang apakah BoE akan kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Maret.
BoE telah memotong suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4.5% pada 6 Februari. Meskipun ada data Produk Domestik Bruto (GDP) Inggris yang positif, investor tetap waspada terhadap prospek ekonomi Inggris. Dalam pertemuan kebijakan moneternya yang terbaru, BoE memotong perkiraan GDP tahun ini menjadi 0.75%. Badan Statistik Nasional Inggris melaporkan bahwa ekonomi Inggris secara mengejutkan tumbuh sebesar 0.1% di kuartal keempat, di saat banyak ekonom memprediksi kontraksi.
Analisis Teknikal: Pound Sterling Melonjak Dekat 1.2600
Pound Sterling mencatat harga tertinggi baru di sekitar 1.2600 terhadap USD pada sesi perdagangan Amerika Utara. Pasangan GBP/USD menguat setelah berhasil menembus level tertinggi 1.2550. Momentum bullish terindikasi saat rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 20 hari mulai menunjukkan kemiringan naik di sekitar 1.2448. Jika RSI (14) tetap di atas level 60.00, momentum naik dapat teraktivasi.
Untuk posisi support, level terendah 1.2250 pada 3 Februari menjadi area penting. Sementara untuk resistensi, level retracement Fibonacci 50% di 1.2767 berpotensi menjadi pencetus tekanan jual.
Data Ekonomi: Retail Sales (MoM)
Data Retail Sales yang dikeluarkan oleh Biro Sensus AS setiap bulan mengukur total nilai penerimaan toko ritel dan makanan di AS. Perubahan persentase bulanan mencerminkan laju perubahan dalam penjualan tersebut. Pengukuran ini digunakan sebagai indikator pengeluaran konsumen, yang merupakan pendorong utama ekonomi AS. Pembacaan yang tinggi cenderung dianggap bullish untuk USD, sedangkan data yang rendah sering kali diartikan bearish.
Penting untuk diperhatikan bagi trader bahwa data Retail Sales AS sangat signifikan karena memberikan informasi penting mengenai pengeluaran konsumen. Faktor eksternal seperti kondisi cuaca juga dapat mempengaruhi data dan memberikan gambaran yang berbeda tentang keadaan ekonomi.
Rilis Terakhir: Jum'at, 14 Februari 2025, 13:30 UTC
Realisasi: -0.9%
Konsensus: -0.1%
Sebelumnya: 0.4%