Analisis Terkini tentang Dollar AS dan Dampaknya terhadap Pasar

Analisis Terkini tentang Dollar AS dan Dampaknya terhadap Pasar

Dollar AS telah melemah di bawah batas bawah kisaran mingguan, meskipun ada tekanan inflasi PCE yang tetap tinggi dan klaim pengangguran yang lebih rendah. Sikap Defensif dari Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, dan tekanan inflasi yang lebih tinggi di Eurozona juga menekan USD. Jika Dollar AS mengonfirmasi berada di bawah 103.90, maka level 103.40 akan menjadi perhatian. Indeks Dollar AS (DXY) tidak mendapatkan dukungan yang signifikan dari penurunan yang tidak terduga dalam Klaim Pengangguran AS dan tekanan inflasi yang tetap ditunjukkan oleh Indeks Harga PCE Inti.

Perspektif Pasar

Dari sudut pandang yang lebih luas, Dollar AS (USD) tetap relatif dekat dengan level tertinggi tiga bulan yang dicapai awal bulan ini dan sedang dalam jalur untuk mencatat performa bulanan terbaik dalam lebih dari dua tahun. Para investor masih menunggu laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan dirilis Jumat ini, yang akan menentukan laju siklus pelonggaran Federal Reserve.

Ringkasan Pergerakan Pasar Harian

Dollar AS telah memangkas kenaikannya menjelang laporan NFP bulan Oktober. Indeks Harga PCE di AS tumbuh pada laju tahunan yang stabil sebesar 2.1% di bulan Oktober, turun dari 2.2% di bulan September. Inflasi inti, yang lebih relevan bagi Federal Reserve, tetap berada di angka 2.7% dibandingkan dengan konsensus pasar yang memperkirakan penurunan menjadi 2.6%. Klaim Pengangguran di AS turun menjadi 216 ribu pada minggu yang berakhir 25 Oktober, padahal pasar memperkirakan kenaikan menjadi 230 ribu.

Data Eurozona

Sementara itu, data Indeks Harga Konsumen (CPI) Eurozona untuk bulan Oktober menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal ini, ditambah dengan kejutan positif pada PDB Q3, menurunkan harapan pemotongan suku bunga yang agresif oleh ECB, memberikan dukungan bagi Euro (EUR). Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga tidak berubah, tetapi Gubernur Kazuo Ueda mengisyaratkan normalisasi moneter lebih lanjut jika kondisi tertentu terpenuhi, yang memberi harapan bagi Yen Jepang (JPY) yang tertekan.

Fokus Investor

Fokus para investor kini tertuju pada laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang diharapkan menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah pekerjaan baru. Jika angka-angka ini terkonfirmasi, Dollar AS dapat melanjutkan koreksinya.

Analisis Teknikal DXY

Indeks DXY menunjukkan momentum bearish yang meningkat. Kegagalan untuk menembus area resistensi di atas 104.55 telah meningkatkan tekanan bearish menuju area 103.90, yang sedang diuji saat ini. Indeks Relative Strength (RSI) 4 jam menunjukkan divergensi bearish, dan aksi harga telah melintasi di bawah Simple Moving Average (SMA) 50 periode. Tanda-tanda ini menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut. Jika tidak dapat bertahan di atas 103.90, kemungkinan besar akan melihat koreksi yang lebih dalam dan fokus akan beralih ke 103.40.

FAQ Tentang Lapangan Kerja dan Nilai Mata Uang

Bagaimana tingkat lapangan kerja mempengaruhi mata uang?
Kondisi pasar tenaga kerja adalah elemen kunci untuk menilai kesehatan ekonomi dan merupakan pendorong utama untuk valuasi mata uang. Tingkat pekerjaan yang tinggi, atau pengangguran yang rendah, berdampak positif pada pengeluaran konsumen, sehingga meningkatkan nilai mata uang lokal.

Mengapa pertumbuhan upah penting?
Kecepatan pertumbuhan gaji dalam suatu ekonomi menjadi kunci bagi pembuat kebijakan. Pertumbuhan gaji yang tinggi berarti rumah tangga memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, yang biasanya menyebabkan kenaikan harga barang konsumen. Pertumbuhan gaji dilihat sebagai komponen penting dari inflasi yang mendasari dan bertahan, karena peningkatan gaji tidak mungkin dibalik.

Seberapa penting pekerjaan bagi bank sentral?
Tingkat perhatian yang diberikan bank sentral terhadap kondisi pasar tenaga kerja tergantung pada tujuannya. Federal Reserve AS, misalnya, memiliki mandat ganda untuk mempromosikan lapangan kerja maksimal dan harga yang stabil. Meski begitu, kondisi pasar tenaga kerja tetap menjadi faktor penting bagi para pembuat kebijakan karena hubungannya yang langsung dengan inflasi.