AUD/JPY Meningkat Dekat 97.40 di Sesi Asia Kamis

AUD/JPY Meningkat Dekat 97.40 di Sesi Asia Kamis

AUD/JPY mengalami kenaikan mendekati 97.40 di sesi Asia pada hari Kamis, bertambah 0.20% pada hari itu. Angka pengangguran di Australia turun menjadi 3.9% pada bulan November dari 4.1% di bulan Oktober, yang lebih baik dari yang diperkirakan. Ketidakpastian tentang kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) membuat JPY semakin lemah.

Kenaikan AUD/JPY didorong oleh rilis laporan ketenagakerjaan Australia. Para trader akan memperhatikan indeks Tankan Large Manufacturing untuk kuartal keempat (Q4), yang akan dirilis pada hari Selasa mendatang.

Data yang dirilis oleh Australian Bureau of Statistics (ABS) menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran di Australia turun menjadi 3.9% pada bulan November dari 4.1% di bulan Oktober. Angka ini lebih baik dari konsensus pasar yang memprediksi 4.2%. Selain itu, Perubahan Ketenagakerjaan di Australia mencapai 35.6K pada bulan November, meningkat dari 12.1K di bulan Oktober (diubah dari 15.9K). Angka ini lebih baik dari ekspektasi yang hanya 25.0K.

Australian Dollar (AUD) mendapatkan perhatian dari para trader setelah laporan ketenagakerjaan yang positif ini. Laporan tersebut mendorong para trader untuk mengurangi prediksi mereka mengenai pemotongan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA) dan meningkatkan nilai AUD. Di sisi lain, ketidakpastian mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga oleh BoJ di bulan Desember dapat membatasi potensi kerugian untuk pasangan ini.

Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga berikutnya akan segera terjadi, didukung oleh data inflasi yang solid, sementara pembuat kebijakan dovish Toyoaki Nakamura memperingatkan pekan lalu bahwa bank sentral Jepang harus bergerak dengan hati-hati dalam menaikkan suku bunga. Sementara itu, ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dan ketidakpastian ekonomi global dapat meningkatkan aliran safe-haven, yang tentunya menguntungkan JPY.

Pertanyaan Umum seputar Ketenagakerjaan

Bagaimana Pengaruh Tingkat Ketenagakerjaan terhadap Mata Uang?

Kondisi pasar tenaga kerja adalah salah satu elemen kunci untuk menilai kesehatan suatu perekonomian dan menjadi pendorong utama dalam penilaian mata uang. Tingkat pengangguran yang rendah biasanya memberikan dampak positif terhadap belanja konsumen dan pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya meningkatkan nilai mata uang lokal. Selain itu, pasar kerja yang sangat ketat – di mana kurangnya tenaga kerja untuk mengisi posisi kosong – juga dapat memberikan dampak pada tingkat inflasi dan kebijakan moneter, karena pasokan tenaga kerja yang rendah dan permintaan yang tinggi menyebabkan kenaikan upah.

Mengapa Pertumbuhan Upah Itu Penting?

Kecepatan pertumbuhan gaji di suatu perekonomian sangat penting bagi pembuat kebijakan. Pertumbuhan upah yang tinggi berarti rumah tangga memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, yang biasanya berujung pada kenaikan harga barang-barang konsumen. Berbeda dengan sumber inflasi yang lebih volatile seperti harga energi, pertumbuhan upah dianggap sebagai komponen penting dari inflasi yang mendasari dan persisten, karena kenaikan gaji jarang dibatalkan. Bank sentral di seluruh dunia sangat memperhatikan data pertumbuhan upah saat membuat keputusan tentang kebijakan moneter.

Seberapa Penting Pekerjaan bagi Bank Sentral?

Tingkat perhatian yang diberikan oleh setiap bank sentral terhadap kondisi pasar tenaga kerja tergantung pada tujuan mereka. Beberapa bank sentral secara eksplisit memiliki mandat terkait pasar tenaga kerja di luar sekadar mengendalikan inflasi. Seperti yang terlihat pada Federal Reserve (Fed) AS, mereka memiliki mandat ganda untuk mempromosikan maksimum lapangan kerja dan stabilitas harga. Sementara itu, mandat tunggal European Central Bank (ECB) adalah untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Namun, terlepas dari mandat tersebut, kondisi pasar tenaga kerja tetap merupakan faktor penting bagi para pembuat kebijakan mengingat signifikansinya sebagai indikator kesehatan ekonomi dan hubungan langsungnya dengan inflasi.