Emas Menguat Setelah Data Penjualan Ritel AS Tidak Memenuhi Harapan
Emas mengalami lonjakan harga setelah data penjualan ritel AS menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, namun diimbangi dengan pengeluaran konsumen yang kuat sebelumnya. Kenaikan yang tak terduga dalam klaim pengangguran di AS menekan nilai tukar US Dollar dan meningkatkan harga Emas. Pernyataan dovish dari Gubernur Fed, Christopher Waller, memberikan petunjuk kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan Maret. Harga Emas melonjak di atas level $2,700 pada hari Kamis setelah Dollar AS kehilangan beberapa keuntungan sebelumnya.
Data dari AS menunjukkan bahwa ekonomi tetap solid setelah rilis angka pengeluaran konsumen dan data ketenagakerjaan. Hasil obligasi AS juga turun, karena trader mengharapkan penurunan suku bunga lebih lanjut dari Federal Reserve. Pada saat penulisan, pasangan XAU/USD diperdagangkan di $2,715, naik 0.72%. Emas semakin menguat saat para pelaku pasar bersiap untuk pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump.
Biro Sensus AS mengungkapkan bahwa Penjualan Ritel di bulan Desember tidak memenuhi estimasi. Namun, data untuk bulan November mengalami revisi ke atas, menunjukkan kekuatan konsumen. Data lainnya menunjukkan bahwa jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran meningkat untuk pertama kalinya sejak 7 Desember 2024, yang menekan nilai Dollar AS. Indeks US Dollar (DXY), yang melacak kinerja USD terhadap enam mata uang lainnya, turun 0.14%, di bawah angka 109.00.
Pernyataan dovish dari Gubernur Fed Christopher Waller menunjukkan bahwa Bank Sentral AS dapat menurunkan biaya pinjaman lebih cepat jika proses disinflasi berlangsung. Agenda ekonomi AS tidak akan ada data penting lainnya untuk hari itu dan trader akan memperhatikan data perumahan, khususnya Izin Membangun dan Permulaan Perumahan.
Pergerakan Harga Emas Didorong oleh Komentar Dovish dan Turunnya Yield AS
Harga Emas terus menguat seiring dengan turunnya yield riil. Diukur melalui yield Treasury Inflasi-Terlindungi 10 tahun (TIPS), mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut, turun lima setengah basis poin (bps) dari 2.234% menjadi 2.18%. Yield obligasi Treasury 10 tahun AS juga turun lima bps menjadi 4.604%, yang memberikan dukungan bagi logam kuning ini.
Penjualan Ritel AS meningkat sebesar 0.4% MoM di bulan Desember, di bawah estimasi 0.6%. Meskipun data ini di bawah ekspektasi, revisi ke atas untuk angka bulan November dari 0.7% menjadi 0.8% menunjukkan ketahanan ekonomi. Mengenai data pasar tenaga kerja, Klaim Pengangguran Awal untuk minggu yang berakhir pada 10 Januari naik menjadi 217K dari 201K minggu sebelumnya, tidak memenuhi proyeksi 210K.
Data inflasi terbaru dan komentar dari Waller menekan nilai tukar dollar AS, karena trader semakin yakin bahwa Bank Sentral AS akan segera menurunkan suku bunga. Waller tidak menutup kemungkinan pemotongan suku bunga pada pertemuan bulan Maret, mengingat inflasi "mendekati target inflasi kami sebesar 2%."
Outlook Teknis XAU/USD: Pembeli Emas Menargetkan $2,750 sebagai Resistensi Penting
Tren naik harga Emas berlanjut untuk hari ketiga berturut-turut, berhasil menembus resistensi kunci di $2,700. Momentum bullish tetap kuat seperti yang digambarkan oleh Relative Strength Index (RSI), memberikan sinyal hijau bagi para pembeli. Resistensi pertama untuk XAU/USD adalah tinggi $2,726 pada 12 Desember. Jika berhasil dilampaui, target berikutnya adalah $2,750, diikuti oleh titik tertinggi sepanjang masa (ATH) di $2,790. Sebaliknya, jika XAU/USD jatuh di bawah $2,700, ini akan membuka peluang pengujian level rendah swing 13 Januari di $2,656, diikuti oleh perpotongan dari Simple Moving Averages (SMA) 50 dan 100 hari di $2,639 - $2,642.
Indikator Ekonomi: Penjualan Ritel (MoM)
Data Penjualan Ritel yang dirilis oleh Biro Sensus AS setiap bulan mengukur total penerimaan dari toko ritel dan makanan di AS. Perubahan persentase bulanan mencerminkan tingkat perubahan dalam penjualan tersebut. Metode pengambilan sampel acak stratified digunakan untuk memilih sekitar 4,800 perusahaan ritel dan jasa makanan yang kemudian diolah agar mewakili lebih dari tiga juta perusahaan di seluruh negeri.
Data ini disesuaikan untuk variasi musiman tetapi tidak untuk perubahan harga. Data Penjualan Ritel diikuti secara luas sebagai indikator pengeluaran konsumen, yang merupakan pendorong utama ekonomi AS. Biasanya, angka tinggi dianggap bullish bagi USD, sementara angka rendah dianggap bearish.
Mengapa Ini Penting untuk Trader?
Data Penjualan Ritel yang diterbitkan oleh Biro Sensus AS merupakan indikator terdepan yang memberikan informasi penting tentang pengeluaran konsumen, yang berdampak signifikan pada GDP. Meskipun angka penjualan yang kuat kemungkinan akan mendukung USD, faktor eksternal seperti kondisi cuaca dapat mempengaruhi data ini dan memberikan gambaran yang menyesatkan. Selain data utama, perubahan dalam Grup Kontrol Penjualan Ritel juga bisa memicu reaksi pasar karena digunakan untuk memperkirakan pengeluaran konsumsi pribadi untuk sebagian besar barang.