Harga Emas Melonjak Menuju $2,700, Didukung oleh Harapan Pemotongan Suku Bunga Fed
Harga emas semakin mendekati angka $2,700, didorong oleh harapan yang kuat bahwa Federal Reserve (Fed) akan melakukan pemotongan suku bunga pada bulan Desember mendatang. Optimisme terhadap dunia usaha kecil di AS meningkat, namun para trader menunggu data penting mengenai Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis akhir pekan ini. Spekulasi mengenai pembelian emas oleh bank sentral China dan perubahan politik di Suriah juga memberikan dampak pada dinamika pasar.
Emas mengalami kenaikan selama sesi perdagangan di Amerika Utara pada hari Selasa, dengan para pembeli sangat memperhatikan angka $2,700 untuk pertama kalinya sejak 25 November. Salah satu faktor pendorong kenaikan harga logam kuning ini adalah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan bulan Desember. Saat artikel ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan pada $2,694, naik sebesar 1,32%.
Data ekonomi AS yang dirilis pada hari itu menunjukkan bahwa usaha kecil semakin optimis terhadap perekonomian, menurut survei oleh National Federation of Independent Business (NFIB). Meskipun demikian, trader tetap fokus pada rilis angka inflasi AS baik dari sisi konsumen maupun produsen yang akan dirilis pada hari Rabu dan Kamis. Para investor tampaknya yakin bahwa Fed akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 17-18 Desember. Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar futures memperkirakan kemungkinan 86% bahwa Ketua Fed Jerome Powell dan timnya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps).
Selain itu, harga XAU/USD juga melonjak akibat spekulasi bahwa bank sentral China telah melanjutkan pembelian logam yang tidak memberikan imbal hasil ini. Di sisi lain, geopolítica berperan signifikan setelah Bashar Al-Assad dilengserkan di Suriah. Minggu ini, jadwal ekonomi AS akan menghadirkan Consumer Price Index (CPI), Producer Price Index (PPI), dan data Klaim Pengangguran Awal.
Penggerak Pasar Harian: Harga Emas Tak Terpengaruh pada Hasil US Tinggi
Harga emas meningkat meskipun hasil riil AS naik dua basis poin menjadi 1,956%. Hasil Treasury 10 tahun AS naik tiga basis poin menjadi 4,24%, memberikan angin segar bagi Greenback. Indeks Dolar AS (DXY) melambung 0,40% menjadi 106,59 pada hari Selasa. Usaha kecil di AS semakin optimis terhadap perekonomian, dengan indeks NFIB mencapai 101,7, mengalahkan perkiraan 95,3 dan 93,7 pada bulan Oktober. Data dari Chicago Board of Trade menunjukkan bahwa investor memperkirakan 19 bps pemotongan oleh Fed pada akhir tahun 2024.
Outlook Teknikal: Harga Emas Melanjutkan Tren Bullish, Mengincar $2,700
Tren naik harga emas dilanjutkan pada hari Selasa, melampaui 50-day Simple Moving Average (SMA) di $2,685, membuka peluang untuk menantang angka $2,700. Relative Strength Index (RSI) tetap bullish, menunjukkan bahwa para pembeli semakin mendominasi pasar. Oleh karena itu, jika XAU/USD mencapai angka $2,700, maka tampaknya berikutnya akan mengincar harga tertinggi sebelumnya di $2,790. Sebaliknya, jika harga logam ini turun di bawah 50-day SMA, dukungan berikutnya adalah di angka $2,650. Jika terjadi penurunan lebih lanjut, target berikutnya adalah di $2,600, diikuti oleh konvergensi garis tren dukungan yang menanjak dan 100-day SMA di wilayah $2,580 hingga $2,590. Ini juga berdekatan dengan level terendah harian pada 14 November dan dukungan menengah di $2,536.
FAQ Emas
Mengapa orang berinvestasi di Emas?
Emas memiliki peran penting dalam sejarah manusia karena telah digunakan sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain keindahannya untuk perhiasan, logam berharga ini dianggap sebagai aset safe-haven, yang berarti dianggap sebagai investasi yang baik di masa sulit. Emas juga dilihat sebagai pelindung terhadap inflasi dan mata uang yang terdepresiasi, karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Siapa yang membeli Emas paling banyak?
Bank sentral adalah pemegang emas terbesar. Untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli emas untuk meningkatkan persepsi kekuatan ekonomi dan mata uang. Cadangan emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan terhadap solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1,136 ton emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangannya pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini adalah pembelian tahunan tertinggi sejak catatan dimulai. Bank sentral dari negara berkembang seperti China, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan emas mereka.
Bagaimana Emas berkorelasi dengan aset lainnya?
Emas memiliki korelasi terbalik dengan US Dollar dan US Treasuries, yang merupakan dua aset cadangan dan safe-haven utama. Ketika Dolar mengalami depresiasi, harga emas cenderung naik, memungkinkan investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset berisiko. Kenaikan di pasar saham cenderung melemahkan harga emas, sementara penjualan di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam berharga ini.
Apa yang mempengaruhi harga Emas?
Harga dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitis atau ketakutan akan resesi yang dalam dapat membuat harga emas melambung karena statusnya sebagai safe-haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung naik saat suku bunga lebih rendah, sementara biaya uang yang lebih tinggi biasanya menekan logam kuning ini. Namun, sebagian besar pergerakan harga bergantung pada bagaimana perilaku US Dollar (USD) karena aset ini dihargai dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung mengendalikan harga emas, sedangkan Dolar yang lebih lemah kemungkinan akan mendorong harga emas naik.