Harga Emas Meningkat Meski Dolar AS Sedikit Menguat
Harga emas mengalami peningkatan meskipun ada sedikit kenaikan pada Dolar AS setelah data PMI yang campur aduk. Para investor menunggu keputusan suku bunga dari Fed dan proyeksi ekonomi, dengan harapan adanya pemotongan sebesar 25 bps pada hari Rabu. Pasar berspekulasi mengenai kebijakan moneter Fed di masa depan di tengah potensi tekanan inflasi akibat kebijakan Trump.
Pada awal minggu ini, harga emas sedikit naik selama sesi perdagangan North American, meningkat sebesar 0.28%, saat para investor menunggu keputusan dari Federal Open Market Committee (FOMC). Saat artikel ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan pada $2,643, lebih tinggi dari harga pembuka tetapi turun dari level tertinggi hari ini. Dasekonomi AS masih ringan dengan rilis S&P Global Flash PMI untuk bulan Desember yang menunjukkan hasil campuran. Aktivitas bisnis di sektor manufaktur melemah setelah membaik bulan lalu, sementara sektor jasa mencetak angka tertinggi di tahun 2024.
Data tersebut mengangkat nilai Greenback, dengan US Dollar Index (DXY) naik 0.07% menjadi 107.01. Sementara itu, Bullion menyusut dari tertinggi harian $2,664. Federal Reserve (Fed) akan bertemu untuk terakhir kalinya tahun ini pada 17 dan 18 Desember. Perkiraan menyebutkan bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin, namun trader fokus pada rilis Summary of Economic Projections (SEP) untuk memahami jalur suku bunga di tahun 2025.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya memberikan angin segar bagi logam non-yielding. Namun, ada spekulasi yang berkembang bahwa Fed mungkin akan mengambil sikap bertahap karena masa pemerintahan Trump yang akan datang menunjukkan kebijakan fiskal yang rentan terhadap inflasi. Harga emas cenderung naik di lingkungan suku bunga yang lebih rendah dan dengan risiko geopolitik yang lebih tinggi, keduanya telah melandai belakangan ini.