Harga Emas Stabil di Sekitar $2,660

Harga Emas Stabil di Sekitar $2,660

Harga emas diperdagangkan stabil di sekitar $2,660 pada sesi awal Asia Jumat ini. Permintaan sebagai safe haven dan pembelian oleh bank sentral global turut meningkatkan harga emas. Harapan akan pelonggaran suku bunga AS yang lebih lambat dapat membatasi kenaikan harga logam berharga ini. Harga emas (XAU/USD) saat ini mengkonsolidasikan kenaikannya di dekat $2,660 setelah mencapai posisi tertinggi dalam dua minggu pada sesi awal Asia. Arus investasi yang mencari keamanan di tengah ketegangan geopolitik memberikan dukungan bagi logam mulia ini.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS untuk bulan Desember akan menjadi sorotan hari ini, dan Presiden Richmond Fed, Thomas Barkin, juga dijadwalkan untuk berbicara. Rusia baru-baru ini melancarkan serangan drone di Kyiv, yang menyebabkan kerusakan di dua distrik, sementara Israel menyerang sebuah lingkungan di Gaza City, menurut laporan Reuters. Para investor akan memantau dengan seksama perkembangan terkait risiko geopolitik ini. Setiap tanda peningkatan ketegangan di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina dapat mendorong harga emas, yang dikenal sebagai aset safe haven.

Aktivitas pembelian oleh bank sentral bisa turut mendukung kenaikan harga logam kuning ini. Bank sentral global membeli 694 ton emas selama sembilan bulan pertama tahun 2024. “Kami percaya bahwa minat bank sentral akan menjadi dasar yang kuat untuk pembelian tahun depan,” kata Henrik Marx, kepala perdagangan global di Heraeus Precious Metals, yang memperkirakan harga emas bisa mencapai $2,950 per ons troy pada tahun 2025.

Di sisi lain, laju pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) AS yang lebih lambat dapat memberikan tekanan pada aset yang tidak memberikan imbal hasil ini. Bank sentral AS memutuskan untuk menurunkan suku bunga pada bulan Desember tetapi menunjukkan bahwa biaya pinjaman akan turun lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya pada tahun ini.

FAQ Emas

Mengapa Orang Berinvestasi di Emas?

Emas telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia karena telah banyak digunakan sebagai penyimpan nilai dan media tukar. Saat ini, selain kilauannya dan penggunaannya untuk perhiasan, logam mulia ini juga dianggap sebagai aset aman, yang berarti investasi yang baik pada masa-masa sulit. Emas juga dipandang sebagai pelindung terhadap inflasi dan mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.

Siapa yang Membeli Emas Paling Banyak?

Bank sentral adalah pemegang emas terbesar. Dalam upaya untuk mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung melakukan diversifikasi cadangan dan membeli emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang yang dirasakan. Cadangan emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan bagi solvabilitas suatu negara. Bank sentral menambahkan 1,136 ton emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, menurut data dari World Gold Council. Ini adalah angka pembelian tahunan tertinggi sejak data mulai dicatat. Bank sentral dari negara-negara berkembang seperti China, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan emas mereka.

Bagaimana Emas Berkorelasi dengan Aset Lain?

Emas memiliki korelasi terbalik dengan US Dollar dan US Treasuries, yang keduanya merupakan aset cadangan dan safe haven utama. Ketika Dollar terdepresiasi, harga emas cenderung naik, yang memungkinkan investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi terbalik dengan aset berisiko. Kenaikan di pasar saham cenderung melemahkan harga emas, sementara penjualan di pasar yang lebih berisiko biasanya menguntungkan logam mulia ini.

Apa yang Mempengaruhi Harga Emas?

Harga emas dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi yang dalam dapat dengan cepat membuat harga emas melonjak karena statusnya sebagai safe haven. Sebagai aset tanpa imbal hasil, harga emas cenderung naik dengan suku bunga yang lebih rendah, sementara biaya pinjaman yang lebih tinggi biasanya memberi beban pada logam kuning ini. Namun, sebagian besar pergerakan harga tergantung pada perilaku US Dollar (USD) sebagai aset ini dihargai dalam dolar (XAU/USD). Dollar yang kuat cenderung menjaga harga emas tetap terkontrol, sementara Dollar yang lebih lemah kemungkinan akan mendorong harga emas naik.