Indian Rupee Menguat di Eropa: Apa yang Perlu Diketahui Trader Pemula

Indian Rupee Menguat di Eropa: Apa yang Perlu Diketahui Trader Pemula

Pada sesi awal Eropa di hari Kamis, Indian Rupee (INR) menunjukkan penguatan yang signifikan. Penyebab utamanya adalah melemahnya Greenback secara umum, meningkatnya penjualan USD oleh eksportir, serta arus masuk modal yang sederhana. Banyak investor yang kini menantikan data mingguan tentang Initial Jobless Claims dari Amerika Serikat, yang akan dirilis di kemudian hari.

Pada hari Kamis, INR menguat hingga mencapai titik tertinggi dalam lebih dari tiga minggu. Melemahnya Greenback, peningkatan penjualan USD dari eksportir, serta arus masuk USD yang moderat semuanya mendukung penguatan ini. Menurut laporan, Reserve Bank of India (RBI) kemungkinan sedang menyerap arus masuk USD secara oportunis dalam beberapa sesi terakhir untuk memperkuat cadangan devisa yang telah diperluas untuk mendukung INR dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, kenaikan harga Crude Oil di tengah ketegangan geopolitik yang terus berlanjut di Timur Tengah memberikan tekanan pada mata uang lokal, mengingat India adalah konsumen minyak terbesar ketiga di dunia. Selain itu, kebijakan hawkish dari US Federal Reserve (Fed) pada pertemuan bulan Maret kemarin dapat memperkuat mata uang USD dan memberi beban pada INR.

Ke depannya, laporan mingguan tentang Initial Jobless Claims dari AS akan dirilis, diikuti dengan Philly Fed Manufacturing Index, Existing Home Sales, dan CB Leading Index.

Penguatan Indian Rupee di Tengah Beragam Tantangan

Cadangan devisa India telah meningkat dari $624 miliar pada bulan Januari menjadi $654 miliar pada awal bulan Maret, meskipun jumlah ini masih $50 miliar di bawah puncaknya pada bulan Oktober. Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4.25%-4.50% pada pertemuan bulan Maret, seperti yang sudah diantisipasi banyak pihak. Pejabat Fed masih melihat kemungkinan pengurangan biaya pinjaman sebesar setengah poin persentase pada akhir tahun ini karena perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan inflasi.

Ketua Fed Jerome Powell menekankan adanya ketidakpastian tinggi akibat perubahan kebijakan signifikan dari Presiden AS Donald Trump, seraya menyatakan bahwa pihak Fed bisa menunggu kejelasan lebih lanjut tentang dampak kebijakan tersebut terhadap ekonomi sebelum mengambil langkah.

Powell juga menyebutkan dalam konferensi pers, “Kondisi pasar tenaga kerja tetap solid, dan inflasi telah mendekati target kami sebesar 2% dalam jangka panjang, meskipun masih agak tinggi.”

Pergerakan USD/INR dan Level Penting untuk Diperhatikan

Meskipun tantangan yang ada, INR bertransaksi dengan nada yang lebih kuat hari ini. Dalam jangka panjang, pasangan USD/INR mempertahankan pandangan konstruktif di timeframe harian. Namun, dalam jangka pendek, pasangan ini telah keluar dari pola segitiga simetris, sementara Relative Strength Index (RSI) 14-hari berada di bawah garis tengah mendekati 37.00, yang menunjukkan bahwa penurunan lebih lanjut mungkin terjadi. Level psikologis di 87.00 nampaknya sulit untuk ditembus oleh USD/INR. Jika pasangan ini dapat menembus level tersebut, kemungkinan akan terjadi reli ke 87.38, puncak yang tercatat pada 11 Maret, menuju 87.53, puncak pada 28 Februari.

Di sisi bawah, level support penting terletak di 86.00, yang merupakan level bulat dan 100-day EMA. Jika level ini berhasil ditembus, kemungkinan akan menarik para penjual dan membuat pasangan ini turun ke 85.60, terendah yang tercatat pada 6 Januari.

FAQ tentang RBI

Apa peran dari Reserve Bank of India?

Peran Reserve Bank of India (RBI), menurut pernyataannya sendiri, adalah ".. untuk menjaga stabilitas harga sambil memperhatikan tujuan pertumbuhan." Ini mencakup menjaga tingkat inflasi pada level stabil 4% dengan menggunakan alat suku bunga. RBI juga mengatur nilai tukar untuk mencegah volatilitas berlebihan dan masalah bagi eksportir dan importir, mengingat ekonomi India sangat bergantung pada perdagangan luar negeri, terutama minyak.

Bagaimana keputusan RBI mempengaruhi Rupee?

RBI memiliki enam pertemuan resmi setiap tahun untuk membahas kebijakan moneter dan, jika perlu, menyesuaikan suku bunga. Ketika inflasi terlalu tinggi (di atas target 4%), RBI biasanya akan menaikkan suku bunga untuk mengurangi pinjaman dan pengeluaran, yang dapat mendukung Rupee (INR). Jika inflasi terlalu rendah, RBI mungkin akan menurunkan suku bunga untuk mendorong lebih banyak pinjaman, yang dapat berdampak negatif pada INR.

Apakah RBI secara langsung ikut campur di pasar FX?

Karena pentingnya perdagangan bagi ekonomi, Reserve Bank of India (RBI) secara aktif ikut campur di pasar FX untuk menjaga nilai tukar tetap dalam rentang terbatas. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa importir dan eksportir India tidak terkena risiko mata uang yang tidak perlu selama periode volatilitas FX. RBI membeli dan menjual Rupee di pasar spot pada level kunci, dan menggunakan derivatif untuk melindungi posisinya.