Nilai Tukar Dolar AS (USD) Turun Terhadap Rupee India (INR) Karena Pertumbuhan Bisnis yang Kuat di India
Pergerakan Rupee India
Rupee India (INR) menguat pada hari Jumat meskipun Dolar AS (USD) menguat. Pertumbuhan pesat sektor bisnis India pada bulan Mei, serta peningkatan ekspor dan penambahan lapangan kerja, memberikan dukungan pada INR. Selain itu, penurunan harga minyak mentah turut menguatkan mata uang lokal, mengingat India adalah pengimpor dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia. Pada hari Jumat, investor akan mengamati Pesanan Barang Tahan Lama AS, Indeks Sentimen Konsumen Michigan, dan pidato pejabat Federal Reserve (Fed) untuk mendapatkan arah baru. Data ekonomi AS yang lebih kuat dan komentar hawkish dari pejabat Fed dapat mengangkat Greenback dan membatasi penurunan pasangan mata uang tersebut. Selain itu, arus keluar modal asing menjelang hasil pemilihan umum India mendatang juga dapat membebani INR.
Data Ekonomi dan Outlook Teknis
Indeks PMI Komposit HSBC India mencapai 61,7 pada bulan Mei dari 61,5 pada bulan April, mencapai rekor tertinggi ketiga dalam hampir 14 tahun dan menandai bulan ke-34 berturut-turut di atas level 50, yang memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Indeks PMI Manufaktur India turun menjadi 58,4 pada bulan Mei dari 58,8 pada bulan April. Indeks PMI jasa naik ke level tertinggi empat bulan di 61,4 pada bulan Mei dari 60,8 pada bulan April. USD/INR menjadi lebih rentan pada jangka waktu harian. Pasangan mata uang ini telah membentuk pola Kepala dan Bahu sejak 21 Maret. Prospek bullish pasangan mata uang tersebut tampak rapuh pada grafik harian karena harga berfluktuasi di sekitar Exponential Moving Average (EMA) 100 hari dan garis leher. Jika USD/INR melintasi di bawah level yang disebutkan, penurunannya dapat kembali berlanjut. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) 14 hari berada di wilayah bearish mendekati 42,30, menunjukkan bahwa konsolidasi atau penurunan lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan.
Pertanyaan mengenai Nilai Tukar Dolar AS (USD) Turun Terhadap Rupee India (INR) Karena Pertumbuhan Bisnis yang Kuat di India :
Q: Apa penyebab penguatan Rupee India (INR)?
A: Pertumbuhan pesat sektor bisnis India pada bulan Mei, peningkatan ekspor, penambahan lapangan kerja, dan penurunan harga minyak mentah.
Q: Apa istilah ekonomi yang digunakan untuk "penguat"?
A: Hawkish
Q: Apa tingkat Indeks PMI Komposit HSBC India pada bulan Mei?
A: 61,7
Q: Apa pola grafik yang terbentuk pada pasangan mata uang USD/INR sejak 21 Maret?
A: Kepala dan Bahu
Q: Di wilayah manakah Relative Strength Index (RSI) 14 hari untuk pasangan mata uang USD/INR berada?
A: Wilayah bearish mendekati 42,30
Q: Apa faktor utama yang menggerakkan Rupee India?
A: Faktor-faktor utamanya meliputi harga Minyak Mentah, nilai Dolar AS, tingkat investasi asing, intervensi langsung oleh Reserve Bank of India (RBI), dan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh RBI.
Q: Bagaimana keputusan Reserve Bank of India memengaruhi Rupee India?
A: RBI mengintervensi secara aktif di pasar valas untuk menjaga nilai tukar yang stabil dan menyesuaikan suku bunga untuk menjaga inflasi pada target 4%. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya memperkuat Rupee karena peran 'carry trade' di mana investor meminjam di negara dengan suku bunga lebih rendah dan menempatkan uang mereka di negara dengan suku bunga lebih tinggi.
Q: Faktor makroekonomi apa yang memengaruhi nilai Rupee India?
A: Faktornya meliputi inflasi, suku bunga, tingkat pertumbuhan ekonomi (PDB), neraca perdagangan, dan aliran masuk dari investasi asing. Pertumbuhan yang lebih tinggi dan neraca perdagangan yang lebih baik dapat mengarah pada Rupee yang lebih kuat. Suku bunga yang lebih tinggi dan lingkungan yang mendorong risiko juga menguntungkan Rupee.
Q: Bagaimana inflasi memengaruhi Rupee India?
A: Inflasi yang lebih tinggi, terutama jika lebih tinggi dibandingkan negara lain, umumnya negatif bagi mata uang karena mencerminkan devaluasi karena kelebihan pasokan. Inflasi juga meningkatkan biaya ekspor, yang menyebabkan lebih banyak Rupee dijual untuk membeli impor asing, sehingga Rupee melemah. Namun, inflasi yang tinggi biasanya menyebabkan RBI menaikkan suku bunga, yang dapat menguntungkan Rupee karena peningkatan permintaan dari investor internasional.