Penurunan Harga Emas: Apa yang Diharapkan Trader Pemula
Harga emas mengalami penurunan seiring dengan ekspektasi para trader terhadap sinyal mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump yang akan datang. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, mendapatkan dukungan karena kemungkinan lebih banyak pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) setelah data inflasi PCE AS. Logam yang dianggap aman ini bisa mendapatkan dukungan lebih lanjut akibat meningkatnya ketegangan geopolitik.
Pada sesi perdagangan Jumat pagi, harga emas (XAU/USD) bergerak turun di tengah perdagangan yang sepi setelah libur Natal, berada di sekitar $2,630. Namun, aset yang dianggap aman ini berpotensi mendapatkan dukungan dari harapan pasar mengenai kondisi ekonomi AS di bawah pemerintahan Trump mendatang dan pandangan suku bunga Fed untuk tahun 2025. Emas mendapatkan momentum karena data inflasi PCE AS yang moderat menantang ekspektasi terbatasnya pemotongan suku bunga Fed tahun depan, memperlihatkan kemungkinan lebih banyak pengurangan.
Daya tarik emas sebagai aset safe-haven meningkat seiring dengan risiko geopolitik yang lebih tinggi akibat konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan dan ketegangan yang terus berlangsung di Timur Tengah. Emas diperkirakan akan menutup tahun ini dengan kenaikan yang mengesankan sebesar 27%, menandai kinerja tahunan terbaiknya sejak 2010. Lonjakan ini dipicu oleh pembelian oleh bank sentral, ketidakpastian geopolitik yang meningkat, dan pelonggaran moneter oleh bank sentral besar.
Tekanan Turun pada Harga Emas Seiring Kenaikan Dolar AS
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan di atas 108.00, sedikit di bawah level tertingginya sejak November 2022. Kekuatan lebih lanjut Dolar AS dapat membatasi kenaikan harga komoditas berdenominasi dolar seperti emas, karena Dolar yang lebih kuat membuat aset ini lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Meskipun demikian, emas yang tidak memberikan imbal hasil mungkin akan mendapatkan dukungan seiring dengan tetap rendahnya hasil obligasi Treasury AS pada hari Jumat. Hasil obligasi 2 tahun dan 10 tahun masing-masing berada di 4.33% dan 4.58% saat artikel ini ditulis.
Ketegangan Geopolitik dan Dampaknya
Perkembangan di bidang geopolitik juga menjadi perhatian. Pada hari Kamis, Badan Keamanan Federal Rusia mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan beberapa rencana pembunuhan oleh intelijen Ukraina yang menargetkan pejabat tinggi Rusia dan keluarga mereka di Moskow. Menurut laporan Reuters, serangan tersebut direncanakan menggunakan bom yang disamarkan sebagai bank daya atau folder dokumen. Di sisi lain, otoritas Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan lima jurnalis Palestina. Namun, militer Israel mengklaim bahwa individu-individu tersebut adalah anggota Jihad Islam yang menyamar sebagai pekerja media.
Prospek Harga Emas dan Indikator Teknikal
Harga emas tetap berada di bawah level $2,650 dengan menguji EMA 14 dan sembilan hari. Harga emas diperdagangkan di atas $2,630.00 pada hari Jumat, dengan grafik harian menunjukkan fase konsolidasi saat logam bergerak menyamping dekat EMA sembilan dan 14 hari. Indeks Kekuatan Relatif (RSI) 14 hari berada sedikit di bawah angka 50, mencerminkan sentimen yang netral. Gerakan yang tegas di atas 50 dapat menunjukkan minat beli yang meningkat terhadap komoditas. Di sisi atas, pasangan XAU/USD mungkin menargetkan level psikologis $2,700.00, dengan resistance selanjutnya di level tertinggi bulanannya $2,726.34. EMA 14 dan sembilan hari di $2,631.40 dan $2,627.44 bertindak sebagai support segera untuk pasangan XAU/USD. Jika harga jatuh di bawah level ini, tekanan jual dapat meningkat, berpotensi mendorong harga emas menuju level terendah bulanannya $2,583.39.
FAQ Seputar Emas
Kenapa Orang Berinvestasi dalam Emas?
Emas memiliki peranan penting dalam sejarah manusia sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Saat ini, selain kilau dan penggunaannya untuk perhiasan, logam mulia ini dipandang sebagai aset safe-haven, yang dianggap sebagai investasi baik di masa-masa sulit. Emas juga dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan mata uang yang terdepresiasi karena tidak bergantung pada penerbit atau pemerintah tertentu.
Siapa yang Membeli Emas Terbanyak?
Bank sentral adalah pemegang emas terbesar. Dalam upaya mendukung mata uang mereka di masa sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli emas untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan mata uang. Cadangan emas yang tinggi dapat menjadi sumber kepercayaan terhadap solvabilitas suatu negara. Menurut data dari World Gold Council, bank sentral menambah 1,136 ton emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022, merupakan pembelian tahunan tertinggi sejak pencatatan dimulai. Bank sentral dari negara berkembang seperti Cina, India, dan Turki dengan cepat meningkatkan cadangan emas mereka.
Bagaimana Emas Berkorelasi dengan Aset Lain?
Emas memiliki korelasi invers dengan Dolar AS dan obligasi Treasury AS, yang keduanya merupakan aset cadangan dan safe-haven utama. Ketika Dolar terdepresiasi, harga emas cenderung naik, memungkinkan investor dan bank sentral mendiversifikasi aset mereka di masa sulit. Emas juga berkorelasi invers dengan aset berisiko. Kenaikan di pasar saham cenderung melemahkan harga emas, sementara penjualan di pasar yang lebih berisiko cenderung menguntungkan logam mulia ini.
Apa yang Mempengaruhi Harga Emas?
Harga emas dapat bergerak disebabkan oleh berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi mendalam dapat membuat harga emas melesat akibat status safe-haven-nya. Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas cenderung naik seiring dengan turunnya suku bunga, sementara biaya pinjaman yang lebih tinggi biasanya membebani logam kuning ini. Namun, sebagian besar pergerakan harga tergantung pada perilaku Dolar AS, karena aset ini dihargai dalam dolar (XAU/USD). Dolar yang kuat cenderung menjaga harga emas tetap terkendali, sedangkan Dolar yang lemah dapat membuat harga emas naik.