Pergerakan Dolar Australia (AUD) Terkait dengan Kebijakan Cina dan Data Ekonomi AS

Pergerakan Dolar Australia (AUD) Terkait dengan Kebijakan Cina dan Data Ekonomi AS

Dolar Australia (AUD) mengalami peningkatan setelah pemerintah Cina mengumumkan pernyataan kebijakan tahunan untuk 2025 pada hari Minggu. Pengumuman ini memberikan dukungan pada AUD, terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, menyatakan adanya kemajuan potensial dalam negosiasi perdagangan dengan Cina. Sementara itu, Dolar AS (USD) mengalami kesulitan setelah data ekonomi AS yang mengecewakan dirilis minggu lalu.

Dolar Australia (AUD) mulai pulih dari kerugian yang dialaminya pada sesi sebelumnya pada hari Senin, setelah rilis pernyataan kebijakan tahunan dari pemerintah Cina. Pernyataan tersebut merinci strategi untuk memajukan reformasi pedesaan dan memperkuat revitalisasi pedesaan. Optimisme terhadap rencana stimulus Cina dapat memperkuat AUD, mengingat peran Cina sebagai mitra dagang utama Australia.

Pasangan AUD/USD juga menunjukkan penguatan setelah Trump mengumumkan kemajuan dalam negosiasi perdagangan dengan Cina, yang meredakan kekhawatiran pasar tentang tarif. Para investor akan terus memantau berita mengenai tarif yang lebih lanjut dari Trump.

Reserve Bank of Australia (RBA) baru-baru ini memangkas Official Cash Rate (OCR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,10%—ini adalah pemotongan suku bunga pertama dalam empat tahun. Gubernur RBA, Michele Bullock, mengakui dampak dari suku bunga tinggi tetapi memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas inflasi. Dia juga menekankan kekuatan pasar tenaga kerja dan menyatakan bahwa pemotongan suku bunga di masa depan tidak dijamin, meskipun ada ekspektasi pasar.

Dolar Australia menguat saat Dolar AS mengalami penurunan akibat data ekonomi yang mengecewakan. Dolar AS Index (DXY), yang mengukur USD terhadap enam mata uang utama, mengalami penurunan di bawah 106,50 saat penulisan. DXY menghadapi tantangan setelah data ekonomi AS yang tidak menggembirakan, termasuk Jobless Claims dan S&P Global Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis minggu lalu.

Data PMI komposit AS turun ke 50,4 pada bulan Februari dibandingkan 52,7 sebelumnya. Sementara itu, PMI Manufaktur meningkat dari 51,2 di bulan Januari menjadi 51,6 di bulan Februari, mengalahkan estimasi 51,5. Namun, PMI Jasa turun dari 52,9 di bulan Januari menjadi 49,7 di bulan Februari, lebih lemah dibandingkan ekspektasi 53,0.

Dari sisi ketenagakerjaan, Jobless Claims awal untuk minggu yang berakhir 14 Februari meningkat menjadi 219.000, melebihi ekspektasi 215.000. Namun, Continuing Jobless Claims meningkat menjadi 1,869 juta, sedikit di bawah proyeksi 1,87 juta. Gubernur Federal Reserve, Adriana Kugler, menyatakan bahwa inflasi AS masih harus menempu jalur lebih jauh sebelum mencapai target 2% bank sentral.

Presiden Trump juga mencatat bahwa perjanjian perdagangan baru dengan Cina mungkin akan terwujud dan dia mengharapkan kunjungan dari Presiden Cina, Xi Jinping. Selain itu, Trump menyebutkan diskusi mengenai TikTok dan kemungkinan tarif 25% pada produk kayu dan hutan.

Dari data domestik Australia, PMI Manufaktur Judo Bank naik menjadi 50,6 di bulan Februari, naik dari 50,2 di bulan Januari. PMI Jasa juga membaik menjadi 51,4 dari 51,2, sementara PMI Komposit meningkat menjadi 51,2 dari 51,1. Namun, angka pengangguran Australia mengalami kenaikan ke 4,1% di bulan Januari dari 4,0% di bulan Desember, sesuai ekspektasi pasar.

AUD/USD diperdagangkan mendekati 0,6370 pada hari Senin, bergerak dalam saluran naik yang mencerminkan sentimen pasar yang bullish. Indeks Kekuatan Relatif 14-hari (RSI) tetap di atas 50, mendukung pandangan positif.