Saham Preferensi: Kandidat Menjanjikan di Tengah Penurunan Suku Bunga Federal
Saham Preferensi: Kandidat Menjanjikan di Tengah Penurunan Suku Bunga Federal
Ketika Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga, pasar keuangan seringkali merespon dengan positif. Salah satu kelas aset yang dapat diuntungkan dari situasi ini adalah saham preferensi, demikian diungkapkan oleh Jay Hatfield, pendiri dan CEO Infrastructure Capital Advisors.
Hatfield, yang mengelola Virtus InfraCap U.S. Preferred Stock ETF (PFFA), melihat potensi pertumbuhan saham preferensi dalam konteks penurunan suku bunga yang sedang berlangsung. "Saham preferensi dan obligasi berpendapatan tinggi cenderung berkinerja lebih baik daripada kategori pendapatan tetap lainnya saat pasar saham kuat, dan saat kita keluar dari siklus pengetatan seperti yang sedang kita alami sekarang," ujar Hatfield kepada CNBC's "ETF Edge" minggu ini.
Apa itu Saham Preferensi?
Saham preferensi adalah jenis saham yang memiliki hak istimewa dibandingkan saham biasa. Mereka menawarkan pendapatan tetap berupa dividen, prioritas dalam pembayaran dividen dan aset perusahaan, serta hak suara terbatas. Risiko yang melekat pada saham preferensi berada di antara obligasi dan saham biasa, karena mereka menawarkan pendapatan tetap seperti obligasi, namun masih memiliki risiko yang lebih tinggi daripada obligasi, dan jauh lebih rendah daripada saham biasa.
PFFA: Memanfaatkan Potensi Saham Preferensi
PFFA, yang diluncurkan pada Mei 2018, telah mencatatkan pertumbuhan sebesar 10% pada tahun 2024 dan hampir 23% dalam setahun terakhir. Tiga kepemilikan terbesar ETF ini adalah Regions Financial, SLM Corporation, dan Energy Transfer LP, yang semuanya telah meningkat sekitar 18% atau lebih tahun ini.
Hatfield dan timnya memilih saham preferensi yang menurut mereka undervalued dibandingkan dengan risiko dan imbal hasil yang ditawarkan. "Sebagian besar kepemilikan utama berada di apa yang kami sebut bisnis yang intensif aset," kata Hatfield.
Risiko dan Potensi Saham Preferensi
Walaupun berpotensi menguntungkan, saham preferensi juga memiliki risiko yang perlu dipahami. Salah satu risiko utama adalah volatilitas harga, yang dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga, kondisi ekonomi, dan kinerja perusahaan penerbit. Selain itu, dividen yang dibayarkan pada saham preferensi tidak dijamin dan dapat dikurangi atau dihentikan sepenuhnya oleh perusahaan penerbit.
Kesimpulan
Saham preferensi menawarkan potensi pertumbuhan dan pendapatan yang menarik di tengah penurunan suku bunga federal. Namun, para investor harus menyadari risiko yang melekat pada kelas aset ini sebelum berinvestasi. PFFA, yang dikelola oleh Jay Hatfield, dapat menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi saham preferensi, tetapi perlu diingat bahwa ETF ini mengalami penurunan hampir 9% sejak peluncurannya pada Mei 2018.
Untuk keputusan investasi yang tepat, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional keuangan dan melakukan riset mendalam sebelum berinvestasi dalam saham preferensi.