(Untitled)

(Untitled)

NZD/USD Menguat: Dampak Stimulus China dan Kebijakan Ekonomi AS

NZD/USD menunjukkan penguatan karena dukungan dari langkah-langkah stimulus terbaru yang diambil oleh China. Gubernur People’s Bank of China (PBOC), Pan Gongsheng, menekankan bahwa China akan tetap menjadi pendorong bagi ekonomi global. Sentimen pasar membaik setelah laporan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang mempertimbangkan kenaikan tarif impor secara bertahap. NZD/USD melanjutkan kenaikannya untuk hari kedua berturut-turut, diperdagangkan sekitar 0.5610 pada awal sesi Eropa hari Selasa.

Penguatan pasangan NZD/USD dapat dikaitkan dengan langkah-langkah stimulus China, mengingat hubungan perdagangan yang erat antara Selandia Baru dan China. Setiap perubahan dalam kondisi ekonomi China dapat berdampak signifikan pada pasar antipodean. Gubernur PBOC, Pan Gongsheng, menyatakan pada hari Senin bahwa alat suku bunga dan rasio cadangan wajib (RRR) akan digunakan untuk menjaga likuiditas yang cukup. Gongsheng mengonfirmasi rencana China untuk meningkatkan defisit fiskal dan menekankan bahwa China akan terus menjadi pendorong bagi ekonomi global.

Wakil Gubernur PBOC, Xuan Changneng, menyatakan pada hari Selasa bahwa bank sentral akan terus menerapkan langkah-langkah untuk menjaga nilai tukar Yuan pada tingkat yang wajar dan seimbang. Changneng menekankan rencana untuk meningkatkan penyesuaian kebijakan counter-cyclical dan mencegah fluktuasi berlebihan dalam nilai tukar untuk memastikan kestabilan Yuan. Selain itu, NZD/USD menguat karena Dolar Selandia Baru (NZD) yang sensitif terhadap risiko mendapatkan keuntungan dari sentimen risk-on setelah laporan tentang tim ekonomi presiden terpilih AS, Donald Trump, yang mempertimbangkan peningkatan tarif impor secara bertahap, yang meningkatkan kepercayaan investor.

Menurut Bloomberg, pemerintahan Trump yang akan datang sedang mengevaluasi pendekatan bertahap dalam penerapan tarif untuk mencegah lonjakan tajam inflasi sambil mengelola penyesuaian kebijakan perdagangan. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja Dolar AS terhadap enam mata uang utama, terkoreksi turun setelah mencapai level tertingginya di 110.18 sejak November 2022. Saat artikel ini ditulis, DXY bertahan di sekitar 109.50. Dolar AS menguat seiring dengan data pasar tenaga kerja AS yang terbaru untuk bulan Desember yang diharapkan mendukung keputusan Federal Reserve (Fed) untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini pada bulan Januari.

Sentimen hawkish yang meningkat terkait pandangan kebijakan Fed memicu kenaikan imbal hasil Treasury AS, dengan imbal hasil 2 tahun mencapai 4.42% dan imbal hasil 10 tahun naik menjadi 4.80% pada hari Senin. Imbal hasil yang lebih tinggi ini membantu Dolar tetap dekat dengan level tertinggi terbaru. Indeks Harga Produsen (PPI) AS untuk bulan Desember akan menjadi fokus utama pada hari Selasa.

Pertanyaan Umum tentang Dolar Selandia Baru (NZD)

Apa faktor kunci yang memengaruhi Dolar Selandia Baru?

Dolar Selandia Baru (NZD), yang juga dikenal sebagai Kiwi, adalah mata uang yang terkenal di kalangan investor. Nilainya secara umum ditentukan oleh kesehatan ekonomi Selandia Baru dan kebijakan bank sentral negara tersebut. Namun, ada beberapa faktor unik yang juga dapat memengaruhi pergerakan NZD. Kinerja ekonomi China cenderung mempengaruhi Kiwi karena China adalah mitra perdagangan terbesar Selandia Baru. Berita buruk untuk ekonomi China kemungkinan berarti ekspor Selandia Baru ke negara tersebut akan berkurang, yang berdampak negatif pada ekonomi dan mata uangnya.

Faktor lain yang mempengaruhi NZD adalah harga susu karena industri susu adalah ekspor utama Selandia Baru. Harga susu yang tinggi meningkatkan pendapatan ekspor, memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dan, pada gilirannya, NZD.

Bagaimana keputusan RBNZ mempengaruhi Dolar Selandia Baru?

Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat inflasi antara 1% dan 3% dalam jangka menengah, dengan fokus menjaga tingkat inflasi dekat dengan titik tengah 2%. Untuk mencapai tujuan ini, bank menetapkan level suku bunga yang tepat. Ketika inflasi terlalu tinggi, RBNZ akan meningkatkan suku bunga untuk mendinginkan ekonomi, tetapi langkah ini juga akan membuat imbal hasil obligasi lebih tinggi, meningkatkan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di negara tersebut, sehingga mendorong NZD. Sebaliknya, suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan NZD. Diferensial suku bunga, atau bagaimana suku bunga di Selandia Baru dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh Federal Reserve AS, juga dapat memainkan peran kunci dalam pergerakan pasangan NZD/USD.

Bagaimana data ekonomi mempengaruhi nilai Dolar Selandia Baru?

Rilis data makroekonomi di Selandia Baru adalah kunci untuk menilai kondisi ekonomi dan dapat mempengaruhi nilai Dolar Selandia Baru (NZD). Ekonomi yang kuat, didasarkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pengangguran yang rendah, dan kepercayaan tinggi, baik untuk NZD. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menarik investasi asing dan dapat mendorong Reserve Bank of New Zealand untuk menaikkan suku bunga, jika kekuatan ekonomi ini disertai dengan inflasi yang tinggi. Sebaliknya, jika data ekonomi lemah, NZD kemungkinan akan terdepresiasi.

Bagaimana sentimen risiko yang lebih luas mempengaruhi Dolar Selandia Baru?

Dolar Selandia Baru (NZD) cenderung menguat selama periode risk-on, atau ketika investor merasa bahwa risiko pasar secara umum rendah dan optimis tentang pertumbuhan. Ini biasanya mengarah pada prospek yang lebih baik untuk komoditas dan mata uang berbasis komoditas seperti Kiwi. Sebaliknya, NZD cenderung melemah pada saat terjadinya ketidakstabilan pasar atau ketidakpastian ekonomi karena investor cenderung menjual aset berisiko tinggi dan beralih ke tempat yang lebih aman.