(Untitled)

Emas Naik Mendekati Harga Tertinggi Karena Kelemahan USD dan Ketakutan Perdagangan
Emas mengalami peningkatan harga yang signifikan dalam sesi perdagangan Amerika Utara pada hari Kamis setelah dirilisnya Producer Price Index (PPI), yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Harga emas kini berada di $2,925, mendekati rekor tertinggi $2,942 yang dicapai pada 11 Februari. Kenaikan ini didorong oleh lemahnya US Dollar Index (DXY) yang turun 0.61% menjadi 107.32, serta meningkatnya permintaan emas dari bank sentral yang naik 54% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ancaman tarif yang meningkatkan daya tarik emas. Dia menandatangani perintah tarif timbal balik dan menyatakan, “Apa pun yang mereka kenakan kepada kami, akan kami kenakan kepada mereka.” Dia juga mengindikasikan bahwa tidak ada tarif jika produk diproduksi di AS.
Harga emas melonjak dipicu oleh melemahnya Greenback secara keseluruhan. Sementara itu, hasil obligasi Treasury AS juga turun, meskipun laporan inflasi terbaru menunjukkan proses disinflasi telah terhenti. Di sisi positifnya, pasar kerja di AS masih kuat setelah jumlah pengajuan tunjangan pengangguran menurun minggu lalu.
Mengingat ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS dan kemungkinan terjadinya inflasi yang meningkat, XAU/USD bisa menguji harga yang lebih tinggi dalam waktu dekat. Permintaan yang meningkat dari bank sentral telah memberikan tekanan tambahan pada harga emas.
Menurut World Gold Council (WGC), bank sentral membeli lebih dari 1,000 ton emas untuk tahun ketiga berturut-turut di tahun 2024. Setelah kemenangan pemilihan Trump, pembelian bank sentral meningkat lebih dari 54% year-over-year menjadi 333 ton, berdasarkan data WGC.
Pergerakan Pasar Harian: Emas Naik Sejalan Turunnya Hasil Obligasi
Hasil obligasi Treasury AS 10-tahun jatuh sepuluh basis poin (bps) menjadi 4.519%, sementara hasil riil AS yang berbanding terbalik dengan harga emas turun delapan basis poin menjadi 2.072%, memberikan angin segar bagi XAU/USD. Pada Januari, Indeks Harga Produsen (PPI) mencatat kenaikan 0.4% MoM, melebihi proyeksi 0.3% dan menunjukkan penurunan ringan dibandingkan bulan sebelumnya yang 0.5%. Dalam satu tahun terakhir, PPI naik 3.5%, melebihi ekspektasi dan meningkat dari angka Desember sebesar 3.3%. Core PPI, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 0.3% MoM sesuai harapan dan mengalami kenaikan 3.6% YoY, lebih tinggi dari ekspektasi 3.3%.
Selain itu, Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir 8 Februari turun menjadi 213K, lebih rendah dari perkiraan 215K dan meningkat dari total minggu sebelumnya yang 220K. Laporan inflasi terbaru di AS mengubah pandangan Fed dari pelonggaran kebijakan menjadi mempertahankan suku bunga yang tidak berubah karena proses disinflasi terhenti.
Ketua Fed Jerome Powell menyatakan, "Kami sudah dekat, tetapi belum mencapai titik inflasi," dan menekankan perlu untuk menjaga kebijakan tetap ketat untuk saat ini. Pasar memprediksi bahwa ada sekitar 38.5 basis poin pelonggaran yang mungkin terjadi oleh Federal Reserve pada tahun 2025.
Outlook Teknis XAU/USD: Harga Emas Melonjak Menuju Rekor Tertinggi
Kenaikan harga emas sedang mempercepat setelah Trump menandatangani perintah eksekutif untuk tarif timbal balik. Saat investor merasa cemas, logam yang tidak memberikan imbal hasil ini terus naik setelah berhasil melewati puncak Februari yang sebesar $2,909. Indeks Kekuatan Relatif (RSI) menunjukkan sinyal bullish, menandakan masuknya minat beli. Dengan demikian, level resistensi kunci berikutnya untuk XAU/USD adalah rekor tertinggi di $2,942. Jika harga berhasil menembus level ini, target selanjutnya adalah $2,950, diikuti milestone $3,000 untuk logam emas tersebut.
Sebaliknya, jika XAU/USD turun di bawah $2,900, level support pertama akan berada di angka psikologis $2,850. Bila level ini dilalui, level support berikutnya adalah $2,790 yang merupakan titik tertinggi siklus 31 Oktober, diikuti oleh swing low 27 Januari di $2,730.
FAQ Emas
Mengapa orang berinvestasi di Emas?
Emas memiliki peranan penting dalam sejarah manusia sebagai tempat penyimpanan nilai dan medium pertukaran. Saat ini, selain kilauannya dan penggunaannya dalam perhiasan, logam mulia ini dianggap sebagai aset safe-haven yang baik selama masa sulit. Emas juga dilihat sebagai pelindung terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Siapa yang membeli Emas terbanyak?
Bank sentral adalah pemegang emas terbesar. Dalam upaya mendukung mata uang mereka di saat sulit, bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mereka dan membeli emas untuk meningkatkan persepsi kekuatan ekonomi dan mata uang. Bank sentral menambah 1,136 ton emas senilai sekitar $70 miliar ke cadangan mereka pada tahun 2022.
Bagaimana Emas berkorelasi dengan aset lain?
Emas memiliki korelasi negatif dengan US Dollar dan US Treasuries. Ketika Dollar melemah, harga emas cenderung naik, memungkinkan investor dan bank sentral untuk mendiversifikasi aset mereka. Emas juga berkorelasi negatif dengan aset berisiko.
Apa yang mempengaruhi harga Emas?
Harga emas dapat bergerak karena berbagai faktor. Ketidakstabilan geopolitik atau ketakutan akan resesi dapat dengan cepat membuat harga emas melonjak. Sebagai aset yang tidak menghasilkan imbal hasil, emas cenderung naik seiring dengan turunnya suku bunga. Meski begitu, pergerakan harga banyak dipengaruhi oleh bagaimana perilaku US Dollar. Dollar yang kuat akan menahan harga emas, sementara Dollar yang lemah biasanya akan mendorong harga emas naik.