US Dollar Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Timur Tengah

US Dollar Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Timur Tengah

US Dollar (USD) mengalami sedikit penguatan pada hari Senin karena kemungkinan meningkatnya konflik di Timur Tengah mendorong aliran dana menuju Greenback. Pembicara dari Federal Reserve (Fed) mulai sejalan dengan ekspektasi pasar untuk melakukan pemotongan suku bunga secara bertahap atau bahkan tidak ada pemotongan sama sekali tahun ini. Rally US Dollar Index bisa semakin menguat jika Donald Trump memimpin dalam jajak pendapat.

Terdapat tiga faktor utama yang mendukung penguatan USD pada hari ini. Pertama, faktor geopolitik, di mana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji untuk meningkatkan serangan balasan setelah sebuah drone Iran menghantam dekat tempat tinggalnya pada akhir pekan.

Kedua, datang dari pernyataan pejabat Federal Reserve yang menyerukan pendekatan bertahap untuk mengurangi suku bunga (atau bahkan tidak ada pemotongan) guna menjaga kontrol inflasi.

Ketiga, pemilihan presiden AS yang akan datang pada 5 November menunjukkan sedikit keunggulan untuk mantan Presiden Donald Trump di situs taruhan, yang mendukung penguatan USD.

Kalender ekonomi AS pada hari Senin cukup sepi. Selain itu, US Treasury akan menerbitkan utang baru ke pasar, dan empat anggota Fed dijadwalkan untuk berbicara. Pasar akan mengawasi setiap konfirmasi lebih lanjut dari Fed terkait proyeksi pemotongan suku bunga untuk pertemuan di bulan November dan Desember setelah Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, menyatakan bahwa Fed sebaiknya tidak melanjutkan pemotongan.

Pergerakan Pasar Hari Ini

Pembicara Fed akan memandu pasar mengenai ekspektasi. Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, Lorie Logan, akan memberikan pidato pada pukul 12:55 GMT di 2024 SIFMA Annual Meeting. Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, akan berpartisipasi dalam acara Town Hall di Chippewa Falls, Wisconsin, pada pukul 17:00 GMT. Pada pukul 21:05 GMT, Presiden Federal Reserve Bank of Kansas City, Jeffrey Schmid, akan memberikan pandangan tentang kebijakan ekonomi dan moneter AS.

Sementara itu, pasar saham menunjukkan tren negatif dengan futures AS berbalik turun. Ekspektasi suku bunga Fed untuk pertemuan 7 November menunjukkan probabilitas 92,3% untuk pemotongan 25 basis poin (bps), sementara 7,7% memperkirakan tidak ada pemotongan. Peluang untuk pemotongan 50 bps telah sepenuhnya dihapus. Tingkat acuan 10 tahun AS diperdagangkan pada 4,11% setelah mendekati level di bawah 4% pada hari Rabu.

Analisis Teknikal US Dollar Index

US Dollar Index (DXY) tetap kuat di dekat puncak minggu lalu. Harapan akan pendekatan bertahap terhadap pemotongan suku bunga oleh Fed akan mendukung penguatan USD. Potensi kenaikan lebih lanjut bisa terjadi jika Donald Trump semakin memimpin dalam jajak pendapat atau jika ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin memburuk.

Level resistensi yang kuat berada di 103,80, yang sejalan dengan 200-day SMA. Di atasnya ada celah kecil sebelum mencapai level penting di 103,99 (rendah 4 Juni) dan angka bulat 104,00. Jika ketegangan geopolitik meningkat atau Trump terus memimpin dalam jajak pendapat, kemungkinan lonjakan cepat menuju level 105,00 dan 105,53 (tinggi 11 April) bisa terjadi.

Di sisi bawah, 100-day SMA di 103,19 dan level penting di 103,18 (tinggi 12 Maret) kini bertindak sebagai dukungan dan diharapkan dapat mencegah DXY jatuh lebih rendah. Dengan Relative Strength Index (RSI) berada di wilayah overbought, pengujian pada level ini tampak mungkin. Lebih jauh lagi, 55-day SMA di 101,86 dan level penting di 101,90 (tinggi 22 Desember 2023) diharapkan dapat menghindari pergerakan turun lebih lanjut.

FAQ tentang Krisis Perbankan

Apa yang terjadi selama Krisis Perbankan?

Krisis Perbankan pada Maret 2023 terjadi ketika tiga bank yang berbasis di AS dengan eksposur tinggi terhadap sektor teknologi dan crypto mengalami lonjakan penarikan yang mengungkapkan kelemahan serius dalam neraca mereka, yang menyebabkan kebangkrutan. Bank yang paling terkenal adalah Silicon Valley Bank (SVB) yang mengalami permintaan penarikan besar-besaran akibat kombinasi ketakutan pelanggan terkait dampak dari kegagalan FTX.

Bagaimana Silicon Valley Bank menyebarkan krisis likuiditas perbankan?

Untuk memenuhi penarikan, SVB harus menjual kepemilikan terutama obligasi Treasury AS. Namun, karena kenaikan suku bunga akibat tindakan pengetatan cepat oleh Fed, nilai obligasi Treasury turun secara signifikan. Berita bahwa SVB mengalami kerugian $1,8 miliar dari penjualan obligasinya memicu kepanikan dan menyebabkan penarikan besar-besaran yang berujung pada pengambilalihan oleh FDIC.

Apa dampak Krisis Perbankan terhadap US Dollar?

Krisis Perbankan berdampak negatif pada US Dollar (USD) karena mengubah ekspektasi mengenai arah suku bunga di masa depan. Sebelum krisis, investor mengharapkan Fed untuk terus menaikkan suku bunga guna melawan inflasi yang tinggi, namun setelah terlihatnya tekanan pada sektor perbankan, ekspektasi menjadi bahwa Fed akan menghentikan atau bahkan membalikkan kebijakan tersebut.

Apa dampak Krisis Perbankan terhadap harga Emas?

Krisis Perbankan menjadi momen positif bagi Emas. Pertama, karena statusnya sebagai aset safe-haven. Kedua, investor berharap Fed akan menghentikan kebijakan agresif kenaikan suku bunganya untuk menghindari dampak negatif pada stabilitas keuangan sistem perbankan. Ketiga, Emas, yang diperdagangkan dalam USD (XAU/USD), naik nilainya karena penguatan USD yang melemah.