USD/JPY Turun akibat Koreksi Ringan Dolar AS

USD/JPY Turun akibat Koreksi Ringan Dolar AS

USD/JPY mengalami penurunan akibat koreksi ringan yang terjadi pada Dolar AS. Data awal S&P Global PMI untuk bulan Oktober menunjukkan hasil yang lebih baik dari yang diperkirakan. Para investor meragukan apakah Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga lagi di sisa tahun ini. Pasangan USD/JPY turun mendekati 152.00 pada sesi perdagangan North American pada hari Kamis setelah mencapai puncaknya selama 12 minggu di sekitar 153.20 pada hari Rabu.

Koreksi ringan ini disebabkan oleh jeda sementara dalam rally Dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, turun mendekati 104.20 setelah sebelumnya mencapai puncak pada bulan Agustus di 104.50. Meskipun data S&P Global PMI untuk bulan Oktober yang dirilis lebih baik dari yang diharapkan, Dolar tetap berada di dekat level terendah intraday.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas di sektor jasa berkembang dengan kecepatan yang lebih cepat dari yang diproyeksikan, mencapai 55.3. Para ekonom memperkirakan Services PMI hanya tumbuh sedikit, dari 55.2 pada bulan September menjadi 55.0. Sementara itu, Manufacturing PMI mengalami kontraksi untuk bulan keempat berturut-turut, meskipun dengan laju yang lebih lambat dari yang diperkirakan, yaitu 47.8.

Pandangan terhadap Dolar AS tetap positif karena Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan menjalankan kebijakan pemotongan suku bunga dengan hati-hati. Selain itu, ketidakpastian yang meningkat terkait pemilihan presiden di Amerika Serikat meningkatkan daya tarik Dolar AS sebagai aset safe haven. Di wilayah Tokyo, para investor meragukan apakah BoJ akan menaikkan suku bunga lagi setelah mendapatkan petunjuk yang sedikit dovish dari Gubernur Kazuo Ueda. Ueda menyatakan, "Ketika terdapat ketidakpastian besar, biasanya Anda ingin melanjutkan dengan hati-hati dan secara bertahap," menurut laporan Reuters. Komentar dari Ueda juga menunjukkan bahwa BoJ memerlukan lebih banyak waktu untuk mendapatkan kepercayaan terkait inflasi yang dapat mencapai target 2% secara berkelanjutan.

FAQ tentang Yen Jepang

Faktor kunci apa yang mempengaruhi Yen Jepang?
Yen Jepang (JPY) adalah salah satu mata uang yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Nilainya secara umum ditentukan oleh kinerja ekonomi Jepang, namun lebih spesifik lagi oleh kebijakan Bank of Japan, perbedaan antara hasil obligasi Jepang dan AS, serta sentimen risiko di kalangan trader.

Bagaimana keputusan Bank of Japan mempengaruhi Yen Jepang?
Salah satu mandat Bank of Japan adalah pengendalian nilai mata uang, sehingga langkah-langkah yang diambilnya sangat penting untuk Yen. BoJ terkadang melakukan intervensi langsung di pasar valuta asing untuk menurunkan nilai Yen, meskipun mereka jarang melakukannya karena kekhawatiran politik terhadap mitra dagang utama mereka. Kebijakan moneter ultra-longgar BoJ antara 2013 dan 2024 menyebabkan Yen terdepresiasi terhadap mata uang utama lainnya akibat perbedaan kebijakan yang semakin besar antara BoJ dan bank sentral utama lainnya. Terlebih lagi, perlahan-lahan mengurangi kebijakan longgar ini baru-baru ini memberikan dukungan bagi Yen.

Bagaimana perbedaan hasil obligasi Jepang dan AS mempengaruhi Yen Jepang?
Dalam dekade terakhir, sikap BoJ yang bertahan pada kebijakan moneter ultra-longgar telah menyebabkan perbedaan kebijakan antara bank sentral yang semakin lebar, terutama dengan Federal Reserve AS. Ini mendukung pelebaran perbedaan antara obligasi AS dan Jepang selama 10 tahun, yang menguntungkan Dolar AS dibandingkan Yen Jepang. Keputusan BoJ pada tahun 2024 untuk secara bertahap meninggalkan kebijakan ultra-longgar, ditambah dengan pemotongan suku bunga di bank sentral besar lainnya, sedang mempersempit perbedaan ini.

Bagaimana sentimen risiko yang lebih luas mempengaruhi Yen Jepang?
Yen Jepang sering dianggap sebagai investasi safe haven. Ini berarti bahwa dalam keadaan stres pasar, investor cenderung akan menyimpan uang mereka dalam mata uang Jepang karena ketahanan dan stabilitas yang dianggapnya. Pada masa-masa yang penuh gejolak, kemungkinan besar nilai Yen akan menguat terhadap mata uang lain yang lebih berisiko untuk diinvestasikan.