Yen Jepang Melemah Setelah Pemilihan Umum

Yen Jepang Melemah Setelah Pemilihan Umum

Yen Jepang (JPY) mengalami melemah setelah pemilihan umum yang diadakan pada hari Minggu lalu. Ketidakpastian mengenai rencana kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) sangat mempengaruhi JPY, sementara USD menghadapi tekanan positif.

Pada sesi Asia hari Senin, JPY jatuh ke level terendah dalam tiga bulan melawan USD. Partai koalisi yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritas di parlemen, menimbulkan keraguan tentang kemampuan BoJ untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Di sisi lain, suasana pasar yang positif juga ikut menekan status JPY sebagai safe-haven, dan bersama dengan meningkatnya pembelian USD, pasangan USD/JPY mendekati angka bulat 154.00.

Data makroekonomi AS yang terus masuk menunjukkan bahwa ekonomi masih cukup kuat, yang menguatkan spekulasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) akan melakukan pemotongan suku bunga yang lebih kecil. Selain itu, peluang Donald Trump untuk menang dalam pemilihan presiden dan kekhawatiran mengenai belanja deficit setelah pemilihan presiden AS 5 November juga turut meningkatkan imbal hasil obligasi Treasury AS. Ini, pada gilirannya, mendorong USD ke posisi tertingginya sejak bulan Juli.

Sorotan Pasar Harian: JPY Tertekan di Dekat Level Rendah Multi-Bulan

Partai koalisi yang berkuasa di Jepang telah kehilangan mayoritas parlemen untuk pertama kalinya sejak 2009, yang menambah keraguan terhadap kemampuan BoJ untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Menurut laporan penyiar publik NHK, Partai Demokrat Liberal (LDP) dan mitra koalisi Komeito memenangkan 215 dari 465 kursi di DPR, jauh dari 233 kursi yang dibutuhkan untuk mayoritas.

Spekulasi mengenai pemotongan suku bunga yang lebih kecil oleh Fed, ditambah dengan kekhawatiran bahwa rencana belanja dari Wakil Presiden Kamala Harris dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump akan meningkatkan defisit, menyebabkan penjualan obligasi AS yang lebih lanjut. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun tetap kuat di dekat level tertinggi dalam tiga bulan yang dicapai pekan lalu, meningkatkan USD ke posisi terkuat sejak 30 Juli.

Outlook Teknikal: Prospek USD/JPY Menguat di Atas 154.00

Secara teknikal, terjadinya breakout melalui Simple Moving Average (SMA) 200 hari dan pergerakan selanjutnya di atas level retracement Fibonacci 61.8% dari penurunan Juli-September dapat dilihat sebagai pemicu baru bagi para pembeli USD/JPY. Ini semakin mengonfirmasi prospek positif jangka pendek untuk pasangan ini dan mendukung kemungkinan kenaikan lebih lanjut di atas level 154.00, menuju rintangan terkait berikutnya di zona pasokan 154.35-154.40.

Momentum bisa meluas lebih jauh menuju level psikologis 155.00, mendekati puncak pergerakan pada akhir Juli, sekitar 155.20. Namun, indikator Relative Strength Index (RSI) di chart harian baru saja memasuki teritori overbought, sehingga perlu kehati-hatian bagi trader bullish. Oleh karena itu, sebaiknya menunggu konsolidasi jangka pendek atau sedikit penurunan sebelum mengambil posisi untuk pergerakan menguat lebih lanjut.

Jika terjadi penurunan korektif, tampaknya ada dukungan yang baik di sekitar area 153.20-153.15 sebelum area 153.00 dan level terendah sesi Asia di sekitar 152.75. Namun, penjualan yang berkelanjutan dapat menarik pasangan USD/JPY ke level angka bulat 152.00.

Perubahan Harga Hari Ini

Berikut tabel yang menunjukkan persentase perubahan USD terhadap mata uang utama lainnya hari ini. USD saat ini menjadi yang terkuat terhadap Dolar Selandia Baru.

| | USD | EUR | GBP | JPY | CAD | AUD | NZD | CHF |
|